Hari ini, Ramadhan hari kedua tahun 2021. Gimana puasanya? Ibadahnya? Semoga selalu diberi kemudahan dan kelancaran ya.. Mamak baru dua hari puasa, tapi sudah mulai kliyengan.
Ternyata puasa sambil meng-ASI-hi itu luar biasa ya perjuangannya. Memasuki hari kedua Ramadhan, sekaligus hari kedua challenge dari BPN, alhamdulillah saya masih semangat. Semoga terus semangat sampai akhir nanti.
Tetapi sesungguhnya, baru kali ini saya ikut 30 Days Ramadhan Challenge dari Komunitas Blogger Perempuan. Deg-deg-an mak rasanya! Ya gimana enggak, BPN alias Blogger Perempuan Network ini adalah perkumpulan blogger perempuan terbesar di Indonesia. Isinya orang-orang hebat semua.
Apalah diri saya, yang cuma sebutir beras dalam karung besar. Sempat insecure, gak percaya diri. Tapi saya meyakinkan diri, bahwa inilah salah satu jalan saya untuk belajar. Belajar menjadi blogger yang baik. Yang tulisannya bisa bermanfaat dan berkualitas. Yang blognya bisa dibaca banyak orang.
Sebetulnya, sudah cukup lama saya mengikuti BPN di Instagram, tapi setiap mau gabung jadi member selalu maju mundur. Maklum, masih blogger amatiran, newbie, rookie. Blog masih berantakan. Isinya masih random, acak-acakan.
Ketika BPN melempar umpan 30 Days Ramadhan Challenge ini saya merasa terpanggil. Saya pikir inilah momentum yang tepat untuk bergabung menjadi anggota.
Selain itu, sejujurnya saya juga merasa tertantang dengan challenge yang diberikan. Karena saya sendiri juga penasaran, sejauh mana saya bisa bertahan dan istiqomah menulis artikel untuk dipublikasikan setiap hari selama satu bulan penuh, sesuai tema yang telah ditetapkan. I want to challenge my self as much as I could do.
Bagi saya yang masih awam dan sangat pemula sekali di dunia blogging, menulis itu susah-susah gampang. Kadang ide bisa mengalir begitu saja, entah dari mana asalnya. Tapi tidak jarang juga saya mengalami kendala. Buntu. Bahkan sampai berhari-hari tidak menemukan inspirasi untuk sekedar membuat kalimat pembuka cerita.
Beruntung BPN sudah memberikan rambu-rambu atau garis besar tema yang harus ditulis perharinya. Untuk challenge hari ke-2 ini saya ingin menceritakan bagaimana saya akhirnya memilih untuk membuat blog. Bagaimana saya memutuskan untuk mencoba peruntungan saya di dunia blogging. Dan bagaimana pengalaman saya sebagai blogger rookie yang masih seumur jagung. Semoga berkenan!
1. Ingin berbagi dan menjadi bermanfaat
Semua berawal dari perjalanan hidup saya sebagai emak-emak cloth diaper enthusiast. Saya sudah memakaikan clodi untuk anak saya sejak si kecil umur 1 bulan. Sekarang usianya hampir 10 bulan. Artinya sudah hampir 9 bulan saya berclodi. Selama itu pula banyak suka duka yang saya alami di dunia per-clodi-an, yang rasanya perlu saya bagikan kepada para orang tua lainnya di luar sana, terutama yang masih baru dalam berclodi.
Pengalaman ketika memulai berclodi dulu, saya dilanda kegalauan cukup luar biasa karena tidak ada siapapun yang bisa diajak diskusi. Galau karena tidak tahu harus beli clodi model apa, berapa jumlahnya, gimana perawatanya dan tetek bengek lainnya.
Alhasil, internet adalah guru pertama saya dalam berclodi. Nah, berdasarkan pengalaman itu, saya ingin para orang tua di luar sana yang ingin berclodi tidak galau seperti saya.
Akhirnya, muncullah ide saya untuk menuliskan pengetahuan saya yang terbatas ini di blog. Berharap bisa menjadi gambaran awal bagi orang tua yang ingin memulai cloth diapering.
Akhir tahun 2020 saya membuat blog ini dengan niat bismillah semoga saya bisa istiqomah dan bermanfaat. Dalam beberapa bulan terakhir mengelola blog ini, ternyata saya menyadari bahwa sebetulnya tidak hanya tentang clodi yang bisa saya share. Banyak hal lain yang bisa saya bagikan dan boleh jadi bermanfaat dan sedang dibutuhkan orang lain.
Itulah yang membuat saya semakin mantap bahwa saya harus serius di dunia blogging ini. Sebagai emak-emak yang full di rumah mengurus suami dan anak, mungkin inilah jalan saya untuk bisa berbagi pada orang lain serta menebar manfaat sebanyak-banyaknya.
2. Media aktualisasi diri
Saya membutuhkan media untuk mengaktualisasikan diri saya. Lagi-lagi karena alasan full ibu rumah tangga, saya rentan mengalami stres dan jenuh karena setiap hari di rumah melulu. Tidak bekerja di luar, keluar rumah cuma untuk belanja dan jalan-jalan tapi karena masih pandemi jadi semakin merasa dikurung di rumah.
Saya merasa mudah bosan. Ibu rumah tangga juga manusia, mak! Saya butuh meng-upgrade diri saya agar tidak tertinggal oleh kemajuan zaman. Saya butuh menyalurkan ide, opini maupun emosi. Saya butuh mengekspresikan diri saya agar tidak depresi.
Intinya saya butuh mengaktulasasi diri saya bahwa saya ada dan waras.
Blog adalah salah satu sarana terbaik, menurut saya, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang saya sebutkan tadi. Walaupun sebetulnya banyak cara lainnya. Bisa memasak, berkebun, membuat kerajinan tangan, aktif dalam aktivitas sosial pendidikan, dan lain-lain.
Tetapi saya memilih untuk mengelola blog. Saya bisa mengerjakannya sambil rebahan, sambil momong anak, sambil menunggu cucian kering, sambil menunggu suami pulang kerja. Intinya adalah saya bisa mengaktualisasikan diri saya kapanpun dan di manapun dengan mudah.
3. Butuh teman
Saya mungkin termasuk orang yang tidak pandai bergaul. Terbukti selama sekitar 18 tahun saya mengenyam pendidikan formal, cuma segelintir teman yang masih keep in touch sampai sekarang. Tetapi bukan berarti saya tidak butuh teman. Butuh. Saya membutuhkan komunitas, circle, atau rekan senasib seperjuangan.
Dengan menjadi blogger, saya bisa memperluas jaringan pertemanan saya dengan bergabung di komunitas-komunitas blog yang ada di Indonesia. Komunitas Blogger Perempuan ini misalnya.
Tidak ada yang tahu kita akan menjadi seperti apa di kemudian hari. Pun tidak menutup kemungkinan pula bahwa dengan komunitas, rekan senasib seper-blogging-an ini saya bisa menemukan sahabat-sahabat baru, keluarga baru, yang seru dan asik diajak bergaul.
4. Sarana menyalurkan hobi
Dulu saya suka sekali menulis, tapi tidak pernah sampai menerbitkan buku sendiri. Padahal saya pun pernah bermimpi menjadi penulis terkenal seperti J.K Rowling, Andrea Hirata, Tere Liye, Asma Nadia dan lain sebagainya.
Saat ini, sulit rasanya bagi saya untuk mengejar mereka. Sulit bagi saya untuk mengejar ketertinggalan saya di dunia literasi. Tetapi bukan berarti saya berhenti menulis. Tidak. Saya ingin terus menulis dan berkarya. Menulis apa saja. Seperti kata Pramodya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Saya ingin meninggalkan jejak perjalanan hidup saya, yang mungkin saja menjadi ibrah dan hikmah bagi orang lain.
Saya tetap suka menulis dan ingin menjadi penulis. Minimal penulis jalur digital, meski tidak dari jalur penerbit. Lagipula, di era serba digital seperti sekarang, agaknya tidak harus menulis buku untuk bisa disebut penulis.
5. Banyak event menarik
Berapa tahun belakangan, seiring dengan berkembangnya teknologi internet, event kompetisi blog semakin sering dijumpai. Bisa diselenggarakan oleh siapa saja, instansi pemerintahan, komunitas blogger, organisasi pegiat sosial atau sejenisnya, dan lain sebagainya.
Dan biasanya kompetisi-kompetisi blog seperti itu selalu ada reward menarik bagi pesertanya (duh, ngarep tapi gak ngaca ya). Saya selalu ingin berpartisipasi dalam event-event demikian untuk menambah wawasan dan pengalaman saya.
Nah, untuk bisa mewujudkan hal tersebut tentu syarat utamanya adalah saya harus memiliki blog terlebih dahulu. Semoga saya bisa terus semangat dan tekun untuk memperbaiki kualitas blog ini, sehingga bisa mengikuti kompetisi-kompetisi blog di kemudian hari.
6. Ssst, bisa jadi sumber pemasukan uang jajan
Lagi-lagi status full ibu rumah tangga yang menjadi alasan saya membuat blog. Karena tidak bekerja, saya tentu tidak punya sumber pemasukan keuangan selain dari suami. Yah, bisa dibilang sepenuhnya bergantung kepada laki-laki. Tetapi sebagai emak-emak modern saya tetap bercita-cita untuk mandiri secara finansial.
Meskipun dukungan dan apa yang suami berikan sudah cukup, atau bahkan lebih dari cukup, rasanya tetap berbeda kalau punya uang dari jerih payah sendiri.
Blog ini tentu saja masih jauh dari kata layak untuk dijadikan sumber pendapatan sampingan. Namun saya yakin, dengan tekad dan niat yang kuat untuk terus memperbaiki kualitas blog, suatu saat ini merdeka finansial adalah hal yang tidak mustahil. Semoga!
Semanagt terus kak nge-blognya. sangat bermanfaat konten blognya
ReplyDeleteSemangaaat.. terus belajar dan berproses 💪🏻💪🏻
Delete