Tidak terasa, tahun 2021 ternyata sudah usai. Apa kabar resolusi? Sudah berapa persen terealisasi? Ada prestasi apa selama satu tahun terakhir? Pengalaman atau peristiwa apa yang paling berkesan dalam satu tahun ini?
Kalau saya menoleh kembali sejenak, tahun 2021 bagi saya tidak terlalu berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena situasi masih pandemi, mobilitas diri jelas masih dibatasi. Meskipun lebaran terakhir masih bisa menyempatkan pulang ke kampung halaman suami, tapi secara keseluruhan ‘segala sesuatunya’ masih belum kembali normal seperti sedia kala.
Walaupun pandemi seperti berkepanjangan dan tak berkesudahan, bukan berarti kreativitas diri dibatasi. Tentu tetap ada rencana dan resolusi yang terlaksana. Ada prestasi dan capaian diri yang patut disyukuri dan dijadikan bahan evaluasi.
Serangkaian peristiwa dan pengalaman pun tidak absen mewarnai tahun 2021. Ada suka dan duka. Semuanya menjadi bekal dan dasar untuk menentukan langkah di tahun berikutnya. Demi menjadi pribadi yang lebih berkembang, lebih baik dan semoga lebih bermanfaat bagi banyak orang.
Pengalaman Hidup Tak Terlupakan di Tahun 2021
Tahun 2021 menjadi salah satu tahun yang mungkin tidak akan saya lupakan dalam karir saya sebagai orang tua. Pasalnya, untuk yang pertama kalinya (dan semoga yang terakhir kali juga) anak kesayangan saya harus menjalani perawatan di rumah sakit. Tak tanggung-tanggung, si kecil harus opname seminggu lamanya. Yang membikin semakin berkesan mendalam dan tak terlupakan adalah momennya yang bersamaan dengan malam 1 Syawal atau malam takbir hari raya Idul Fitri.
Momen lebaran yang seharusnya dijalani dengan bahagia, khidmat dan khusyu’ justru saya jalani dengan mengharu-biru. Anak saya yang belum genap setahun usianya didiagnosis pneumonia dan harus dirawat di rumah sakit. Bagai disambar petir di siang bolong begitu mendengar pemaparan dokter kala itu.
Bagaimana perasaan saya jangan ditanya. Sedih, khawatir, syok dan takut berbaur menjadi satu. Tidak tega rasanya melihat anak sekecil itu harus ditusuk jarum infus, ditransfusi darah hingga diterapi nebulizer. Bukannya menginap di hotel berbintang atau berkumpul dengan sanak saudara, libur lebaran justru saya habiskan di instalasi NICU dan bangsal anak-anak rumah sakit. Beruntung si kecil cepat pulih dan diizinkan pulang.
Pengalaman lain yang tak terlupakan adalah ketika keluarga saya diterpa badai Covid-19. Saya sempat menjalani dua minggu isolasi mandiri karena ada gejala infeksi virus satu ini. Meskipun bukan gejala berat, hanya mengalami anosmia selama beberapa hari, tetapi saya tetap harus mengisolasi diri demi keamanan orang lain. Sempat curiga si kecil tertular oleh saya, tetapi alhamdulillah si kecil aman dan baik-baik saja.
Yang paling berat ketika menjalani isolasi adalah harus terpisah dengan anak. Sebagai ibu yang sepanjang hari membersamai si kecil, harus menjaga jarak dengan anak sangat sulit dilakukan. Biasanya makan bersama, menemaninya tidur dan bermain, hingga memandikan dan memakaikannya baju.
Selama isolasi mandiri semua harus dilakukan oleh suami. Belum lagi jika si kecil mendekat, saya harus menghindar. Selama 24 jam sehari saya juga harus memakai masker. Kadang telinga dan hidung sampai perih rasanya. Makan pun harus terpisah dengan anak dan suami.
Alhamdulillah, saya bisa bertahan dan melalui semuanya dengan baik hingga gejala anosmia hilang dan kembali normal seperti sebelumnya.
Dua pengalaman di atas adalah peristiwa yang paling tak terlupakan sepanjang tahun 2021. Bagi sebagian orang, tahun 2021 mungkin mejadi tahun yang penuh kesedihan dan kenangan tidak menyenangkan karena kehilangan orang-orang terkasih.
Pertengahan tahun 2021 memang benar-benar kelam, Indonesia mengalami serangan gelombang kedua Covid-19. Kasus positif dan meninggal dunia melonjak drastis. Ambulans silih berganti sepanjang hari, setiap saat seperti tidak ada jeda. Mimpi buruk ini berlangsung selama beberapa pekan. Tentu meninggalkan luka dan pilu bagi semua orang.
Realisasi dan Prestasi Sepanjang Tahun 2021
Dari sederetan rencana yang ada dalam daftar resolusi tahun 2021 sebagian telah tercapai, sebagian lagi masih harus dimasukkan dalam daftar resolusi tahun berikutnya. Baik secara pribadi maupun sebagai bloger, ada beberapa capaian positif yang berhasil saya buat sepanjang tahun 2021. Meskipun masih ada pula hutang yang harus dilunasi tahun depan.
Sebagai bloger, saya bersyukur dan senang sekali karena ada perubahan positif yang saya buat. Saya mulai bergabung dengan beberapa komunitas bloger. Di awal tahun, saya bergabung dengan Blogger Perempuan Network.
Lalu di akhir tahu saya mulai mendaftar sebagai member di komunitas 1minggu1cerita. Tidak hanya itu, saya juga mulai mengikuti kelas blogging untuk meningkatkan skill menulis serta memperbaiki kualitas blog ini. Jaringan pertemanan dengan sesama bloger pemula maupun bloger senior juga semakin luas.
Beruntung saya dipertemukan dengan orang-orang baik yang selalu terbuka untuk diajak diskusi. Semangat untuk ngeblog terus terjaga, bahkan beberapa kompetisi blog juga telah saya ikuti. Meskipun tidak menjadi juara, tetapi saya tetap bangga karena saya berhasil men-challenge diri saya sendiri untuk ikut bersaing dengan para suhu bloger yang sudah lebih dulu berkarir di dunia literasi digital ini.
Bagi saya yang masih awam dengan dunia bloger, bisa menjadi partisipan di ajang bergengsi yang sama dengan mereka yang telah ahli di bidang ini adalah suatu prestasi dan kebanggaan tersendiri. Semangat inilah yang menjadi bekal bagi saya untuk terus belajar dan berkembang di masa-masa yang akan datang. Menjadi bloger yang berkualitas dan bermanfaat bagi banyak orang masih menjadi impian tertinggi saya di dunia literasi digital.
Oh iya, satu lagi yang sangat berkesan adalah saya berhasil mendapatkan proyek pertama saya pada tahun 2021. Di bulan Desember ini saya diajak oleh salah satu teman bloger untuk ikut mengerjakan proyek dari komunitas 1minggu1cerita. Bagi orang lain mungkin imbalan yang saya dapatkan adalah nominal kecil.
Namun bagi saya nilai tersebut sangat berharga karena merupakan pendapatan pertama saya dari blog. Sebut saja seperti cinta pertama, haha. Proyek pertama ini juga menjadi penyemangat bagi saya untuk terus mengembangkan blog. Siapa sih yang tidak ingin punya pendapatan dari blog? Walaupun bukan tujuan utama, tetapi tidak ada salahnya berusaha.
Prestasi lain yang saya buat di tahun 2021 adalah peningkatan dalam bergaya hidup zerowaste atau minim sampah. Setelah berclodi dengan si kecil, meskipun belum bisa seratus persen, saya akhirnya berhasil move on dari pembalut sekali pakai (disposable sanitary pads) dan beralih kepada menscup (menstrual cup) yang benar-benar nol sampah. Sepanjang tahun ini pun saya beberapa kali mengikuti seminar atau talkshow terkait gaya hidup ramah lingkungan serta forum parenting.
Menjalin pertemanan dengan sesama bunda yang senasib dan seperjuangan, membuat saya merasa tidak sendiri. Harus diakui, menjadi ibu rumah tangga yang full mengurus anak, suami dan rumah, tidak semudah yang dibayangkan. Kadang ada rasa jenuh dan lelah yang menghampiri. Menemuka komunitas dan teman berbagi adalah salah satu cara untuk menjaga kewarasan di sela-sela kesibukan menjadi ibu negara di rumah.
Kalau sudah terjun di dalam, gaya hidup zerowaste memang membikin ketagihan. Awalnya saya merasa nyaman berclodi dengan si kecil karena sampah popok plastik benar-benar berkurang drastis. Lalu dengan memakai menscup, sampah plastik pun semakin berkurang di lingkungan rumah kami.
Tentu saja cara-cara sederhana lain untuk mengurangi sampah tetap saya usahakan semaksimal mungkin. Seperti tidak memakai kantong plastik, membawa botol minum dan alat makanan sendiri, hingga tidak membuat sampah organik berupa sisa makanan. Tidak semua orang memiliki kesadaran dan kepedulian pada kondisi lingkungan dan masalah sampah. Oleh karena itu, saya senang sekali bisa ikut berpartisipasi dalam kampanye ini.
Resolusi dan Rencana untuk Tahun 2022
Untuk aktivitas blogging, saya berencana untuk membeli domain blog sendiri. Setelah kurang lebih satu tahun ngeblog saya pikir sudah saatnya untuk mempunyai domain sendiri. Itu artinya saya harus memikirkan nama blog yang permanen dan benar-benar ‘aku banget’ untuk blog ini.
Tidak mungkin ‘kan sudah membeli domain tetapi nama blog masih gonta-ganti. Setelah itu, saya juga ingin mengganti template blog yang bagus. Template yang simpel tetapi elegan, nyaman dipandang, user friendly, responsif serta mendukung SEO. Dua hal ini akan menjadi highlight resolusi saya tahun ini.
Untuk karir sebagai ibu saya mempunyai PR besar tahun depan. Si kecil anak memasuki usia dua tahun bulan Juni nanti. Itu artinya sudah waktunya untuk memulai fase toilet training. Ilmu dan teori tentang toilet training dan segala sesuatunya bisa saya cari dengan mudah di internet.
Beberapa forum parenting yang saya ikuti juga pernah membahas fokus pada fase satu ini. Tetapi praktinya saya yakin berbeda pada masing-masing anak. Mungkin mudah, lebih mungkin lagi susah. Apapun prosesnya nanti, saya hanya berharap bisa melaluinya tanpa penuh drama. Memang dibutuhkan tekan dan mental yang kuat untuk memulainya. Tetapi saya yakin si kecil, saya dan ayahnya bisa bekerja sama dengan baik.
Sebetulnya masih ada beberapa hutang resolusi tahun sebelumnya yang ingin saya lunasi di tahun 2022 nanti, baik dalam karir sebagai bloger maupun sebagai ibu rumah tangga. Yang perlu saya lakukan adalah fokus, menjaga niat dan semangat untuk mewujudkannya satu per satu. Apa yang terjadi di tahun 2021 bahkan tahun-tahun sebelumnya adalah bekal untuk menentukan langkah selanjutnya.
Setiap cita-cita adalah besar bagi setiap orang. Tidak ada siapapun atau apapun yang boleh meremehkan dan menjatuhkannya.
Terakhir, saya berharap semoga di tahun 2022 nanti saya bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih baik, lebih berkembang dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Semoga ridho dan berkah Allah senantiasa menyertai langkah saya.
Semoga kesehatan, kebaikan, keselamatan dan kemakmuran melimpahi keluarga saya. Semoga Indonesia dijauhkan dari segala bencana. Dan yang saya aamiin-kan paling keras adalah semoga pandemi segera sirna. Rindu sekali ingin jalan-jalan dengan bebas tanpa rasa takut dan was-was. Semoga!
Post a Comment
Post a Comment