admasyitoh.com

The King’s Affection, Kisah Tragis dalam Balutan Romansa dan Komedi

Post a Comment

review drama korea the king's affection

Di tengah gempuran drama Korea terbaru yang sedang tayang, yang semuanya menarik dengan ceritanya masing-masing, ada aku yang terjebak di masa lalu. Aku masih gagal move on dari The King’s Affection, sebuah drama yang dirilis pada tahun 2021 silam.

Drama ini sekaligus menjadi saksi penting dalam sejarah kehidupan fangirling-ku mencintai oppa-oppa. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Rowoon a.k.a Kim Seok Woo, yang memerankan tokoh utama dalam drama.

Sampai akhirnya kini aku terjatuh semakin dalam di semesta per-halu-anku mem-bias-kan Rowoon oppa. Aku bahkan pernah secara terbuka menuliskan kekagumanku dalam sebuah tulisan yang aku dedikasikan khusus untuk idol-aktor kelahiran Seoul tahun 1996 ini berjudul Confession.

Meski sudah dua tahun lebih, aku tidak pernah bosan menonton drama ini lagi dan lagi. Bahkan tanpa sekali pun menekan tombol skip. Menyelami adegan tiap adegan drama ini aku yakini adalah salah satu cara ampuh untuk melupakan segenap galau dan gundah yang aku rasakan sebagai remaja jompo—mama muda generasi milenial—yang hobi rebahan tapi ahli overthinking dan sambat.

Sejujurnya tidak ada evaluasi yang bisa aku tulis tentang drama Korea satu ini. Terlalu bagus dan recommended, aku hanya bisa memberi apresiasi tanpa kritisi. Maka, ketika teman-temanku meminta saran atau rekomendasi drama, seperti Mom Queen beberapa waktu lalu, aku langsung memberikan judul The King’s Affection.

Bagi penggemar drama Korea, utamanya genre sageuk dan romance, drama ini wajib masuk dalam watchlist-mu! Okay, sudah cukup basa-basi sok puitisnya, mari langsung kita review saja! 

SPOILER ALERT! Artikel review ini panjang dan mengandung spoiler. Prepare yourself!

Tentang Drama Korea The King's Affection

Bintang utama drama ini adalah Park Eun Bin dan Rowoon. Seperti drama sageuk kebanyakan, The King’s Affection (disebut juga Yeonmo) mengambil setting era Joseon. FYI, drama ini murni rekayasa dan diadaptasi dari manhwa (cartoon) dengan judul yang sama, Yeonmo, karya Lee So Young. Versi manhwa-nya sendiri dirilis pertama kali pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014.

Jadi, kalau googling apakah tokoh-tokoh dalam drama ini fiksi atau fakta, sorry to say semua fiktif, yeorobun. Jujur, a little bit disappointed memang ketika aku tahu kalau tokoh-tokoh ini rekayasa semata. Tapi hasil penelusuranku di internet memang tidak menemukan sedikit pun catatan sejarah tentang Lee Hwi dan yang lain-lain.

Di sisi lain, menurut Laura Hyewon, penulis blog My Korean Scribbles asal Korea yang juga mereview drama ini, nama Lee Hwi memang beberapa kali muncul dalam silsilah kerajaan era Joseon. Namun, dari penuturan para tetua di keluarganya, dalam sejarah tidak ada satupun Lee Hwi tersebut yang dinobatkan sebagai Putra Mahkota atau Raja.

Lalu, apa yang dialami Lee Hwi dalam drama ini? Setragis apa kisah hidupnya? Buat yang penasaran, berikut ini sedikit cuplikannya...

Profil Drama

  • Title: The King’s Affection
  • Literal title: Affection / Yeonmo (연모)
  • Genre: Historical, Romance, Fiction, Comedy
  • Director: Song Hyun Wook
  • Writer: Lee So Young (cartoon), Han Hee Jung
  • Network: KBS2
  • International Network: Netflix
  • Episodes: 20
  • Release Date: October 11-December 14, 2021
  • Run Time: Monday & Tuesday 21:30 KST
  • Language, country: Korean

Cast

  • Park Eun Bin as Lee Hwi
  • Rowoon (former SF9) as Jung Ji Un
  • Nam Yoon Su as Lee Hyun
  • Byung Chan (VICTON) as Kim Ga On/Kang Eun Seo
  • Jung Chae Yeon (former I.O.I) as Noh Ha Kyung
  • Bae Yoon Kyung as Shin So Eun

Sinopsis

Cerita tragis Yeonmo diwali dari Putri Mahkota yang menyembunyikan kelahiran kembar anaknya. Menurut tradisi kerajaan, kelahiran kembar adalah sebuah aib besar, apalagi kembar sepasang putra dan putri. Karena keserakahan orang tua Putri Mahkota yang gila tahta, ia menghasut Raja dan Putra Mahkota terdahulu (yang kemudian menjadi Raja Hyejong) untuk membunuh si kembar perempuan.

Putri Mahkota berusaha menyelamatkan si kembar perempuan. Dengan berat hati ia mengirim anak perempuannya sendiri keluar istana secara sembunyi-sembunyi dan membesarkan anak laki-lakinya yang kelak menjadi pewaris tahta, yaitu Lee Hwi.

Selang beberapa tahun kemudian, si kembar perempuan yang tidak mengetahui asal-usul dirinya, kembali ke istana sebagai dayang muda bernama Dami. Suatu hari, tanpa disengaja ia bertemu dengan kembarannya, yaitu si kakak laki-laki yang tidak lain adalah Lee Hwi.

Karena suatu petaka yang timbul karena keserakahan sang kakek, Lee Hwi akhirnya terbunuh. Untuk melindungi semua orang (lagi-lagi) Dami harus berkorban. Sejak saat itulah ia harus berpura-pura menjadi laki-laki, menjadi kakaknya dan menjalani hidup yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Di sisi lain, Jung Ji Un adalah tutor kerjaan yang menjadi guru Putra Mahkota Lee Hwi. Jung Ji Un terlibat kisah asmara yang rumit dan pelik dengan Lee Hwi. Lee Hwi adalah laki-laki dan pewaris tahta kerajaan, mana mungkin dirinya jatuh cinta kepada Putra Mahkota. Sekuat tenaga ia menahan diri agar tidak jatuh cinta kepada Lee Hwi, namun pertahanannya runtuh juga.

Suatu saat nanti memang Jung Ji Un akan mengetahui bahwa Lee Hwi perempuan. Tapi bagaimana dengan kisah cinta mereka? Akankah mereka bersatu? Temukan jawaban dan ikuti keseruannya di Netflix atau Loklok. Dijamin seru dan mengobok-obok perasaan yeorobun! Kelihatannya rumit ya? Indeed, tapi semua diceritakan dengan gamblang dan runtut kok, jadi nggak berasa serumit atau seruwet itu.

Review Drama Korea The King's Affection

Yeorobun, dari semua drama yang dibintangi Rowoon, Yeonmo adalah yang paling spesial buatku. Selain karena berhasil membuatku termehek-mehek karena jatuh cinta kepada Rowoon, drama ini punya cerita yang sungguh menyayat hati. Rasanya hampir semua episode selalu ada saja scene yang berhasil menguras air mata.

poster the king's affection

Maaf agak lebay ya, tapi ‘diiris-irisnya hati ini’ tuh berasa nyata gitu, kayak bikin dongkol banget dan hancur berkeping-keping. Ini sedikit mengingatkanku pada drakor sageuk lain yang nggak kalah menghancurkan perasaan, yaitu Seven Days Queen (2017) dan The Moon That Embracing The Sun (2012, duh lawas banget ini mah).

Memang, di drama ini ada juga scene-scene kocak yang cukup menggelitik perut. Tapi pokok intinya adalah kisah tragis yang dialami karakter utama. Jadi, meskipun cerita ini fiktif dan murni rekayasa tentang romansa yang tragis, tetap ada bumbu-bumbu komedi di dalamnya. Kemudian dikemas dalam genre sageuk yang seru dan mengobok-obok perasaan. Maka, jadilah aku memberi judul Yeonmo sebagai kisah tragis dalam balutan romansa dan komedi.

Kalau kamu punya kesabaran setipis tisu dibelah tujuh, serta hati yang lembut selembut pantat bayi, siapkan tisu yang banyak ketika menonton drama ini. Banyak adegan yang mengandung bawang. Pernah rasanya kepalaku sampai pening, mumet dan hidung mampet karena terlalu banyak menangis gara-gara drama ini. Seriously!

Yah, setelah Moonlovers Scarlet Heart Ryeo (2016), Mr. Sunshine (2018) dan Mr. Queen (2020), sepertinya baru The King’s Affection ini yang bisa membuatku nggak bisa move on. Salah satu seri sageuk terbaik yang pernah aku tonton sepanjang karir perdrakoranku. Bisa dibilang drama ini paket lengkap! Mulai dari alur cerita, setting, visual, cast, wardrobe, editing, sampai OST-nya semua boleh diadu! 

1. Alur Seru, Menarik dan Penuh Intrik

Drama sageuk memang selalu identik dengan alur politik yang penuh intrik, karena selalu berkaitan dengan kekuasaan dan perebutan tahta kerajaan, meskipun bermuatan romance di dalamnya. Suasana tegang sangat terasa dari para rival politik Lee Hwi (Park Eun Bin). Siapa saja lawan politik itu? Inilah mereka…

rival politik

  • Kakeknya, Tuan Sangheon, begitu gila kekuasaan 

Ia ingin terus berkuasa, sehingga ia menjadikan anak perempuannya sebagai Putri Mahkota, yang melahirkan Lee Hwi, dan setelah Lee Hwi berkuasa pun ia masih mencengkeram kekuasaan raja. Bahkan, ia meminta Lee Hwi hanya fokus memiliki keturunan supaya jadi penerus tahta. Dengan demikian kekuasaan Tuan Sangheon bisa langgeng di istana. Gilanya, Tuan Sangheon bahkan tega membunuh siapapun, bahkan keluarga sendiri, yang dianggap menjadi batu penghalang karir politiknya.

  • Sepupunya, Pangeran Wonsan, berambisi terhadap taht

Ia menganggap dirinya lebih pantas menduduki tahta, sebab ayahnya adalah anak pertama Raja terdahulu. Tetapi sayang, Raja terdahulu memilih Ayah Lee Hwi sebagai pewaris tahta dan akhrinya berakhir dengan Lee Hwi yang menjadi raja. Padahal adik Pangeran Wonsan—yaitu Pangeran Jaeun alias Lee Hyun—ini baik lo, tidak berambisi dengan kekuasaan dan setia kepada Raja maupun Lee Hwi. Plot twist-nya adalah justru di ending nanti malah Pangeran Jaeun yang naik tahta menjadi raja menggantikan Lee Hwi. Nah loh, gimana ceritanya?

  • Adik tirinya, Pangeran Jehyeon, menjadi alat bagi ibu dan klannya yang ingin menguasai kerajaan

Dulu, setelah ibu Lee Hwi meninggal dunia, Raja Hyejong (ayah Lee Hwi) menikah lagi. Klan ratu yang baru ini berambisi menjadikan Pangeran Jehyeon sebagai penerus tahta. Padahal Pangan Jehyeon sendiri cukup akur dengan Lee Hwi. Ia masih muda dan tidak berambisi menguasai kerajaan. Tapi ia terlalu polos dan penurut, sehingga mudah sekali dimanfaatkan oleh klannya.

  • Pamannya, Pangeran Changun, sangat ceroboh, gila hormat dan selalu berusaha menjatuhkan Lee Hwi 

Nah, ini termasuk karakter paling menyebalkan di drama ini. Biang kerok segala keruwetan di istana, tukang onar, dan… Pokoknya udah paling bener karakter ini dimatiin aja hukumannya. Pangeran Changun adalah adik tiri Raja Hyejong. Sebetulnya ambisi tahta tidak begitu nampak pada dirinya. Tetapi Pangeran Changun ini sangat gila hormat, selalu bawa-bawa status kerabat kerajaan dan menyalahgunakan gelar kebangsawanannya untuk bertindak sesuka hati.

Bayangkan, satu orang Lee Hwi yang begitu rapuh harus menghadapi banyak musuh hanya demi bertahan hidup. Iya, bertahan hidup! Lee Hwi bisa dibilang adalah tokoh paling malang dalam sejarah per-sageuk-an duniawi. Kalau dirangkum, kira-kira inilah alasannya kenapa ia layak disebut sebagai tokoh paling malang dan ngenes hidupnya.

  1. Kelahirannya tidak diinginkan dan dianggap membawa pertanda buruk. Saking buruknya, sampai-sampai kakeknya pun berusaha membunuhnya ketika ia baru lahir ke dunia.
  2. Menjadi anak terbuang. Selamat dari upaya pembunuhan sang kakek, ia tetap harus menjalani kehidupan sebagai anak buangan, sebab ia harus dikirim keluar istana oleh ibunya agar tetap bertahan hidup. Beruntung ia diasuh oleh para biksu di sebuah kuil sampai remaja dan menjadi dayang muda.
  3. Harus menjalani kehidupan yang tidak ia inginkan. Setelah Lee Hwi asli terbunuh secara tragis, ia harus berperan menjadi Lee Hwi dan menjalani kehidupan sebagai pewaris tahta kerajaan.
  4. Jatuh cinta tetapi tidak bisa bersama. Ini yang paling ngenes. Lee Hwi yang sebenarnya adalah perempuan, setelah dewasa tidak bisa bersatu dengan Jung Ji Un, karena ia harus ‘menjadi laki-laki’. Padahal Jung Ji Un dan Lee Hwi saling mencintai, bahkan sejak mereka masih remaja.
  5. Terpaksa menikah karena politik. Alih-alih bersatu dengan Jung Ji Un, sebagai raja Lee Hwi justru harus menikah dengan perempuan pilihan kakeknya. Jangan tanya hubungan Lee Hwi dengan istrinya ya, sedangkan mereka sama-sama perempuan. Pliss, Lee Hwi masih waras. Hubungan pernikahan ini hanya status semata. Lee Hwi tetap dingin seperti es kutub utara!
  6. Harus menghadapi kejamnya dunia politik tanpa sosok ibu. Di saat ia mulai menjalani kehidupan sebagai pewaris tahta, ibu yang seharusnya menjadi malaikat pelindung justru meninggal dunia. Beruntung Lee Hwi punya orang-orang di sekitarnya yang sangat loyal seperti Sida Hong, Dayang Kim, Kim Ga On, dan tentu saja Jung Ji Un dan Pangeran Jaeun.
  7. Kekuasaannya dicengkeram oleh sang kakek. Sampai menjadi raja pun Lee Hwi tidak bisa berkuasa penuh. Hegemoni sang kakek di kerjaan sangat besar, sehingga butuh banyak sekali pengorbanan untuk merebut kekuasaan dari cengkeraman kakeknya yang sangat serakah dan bengis.

Untungnya drama ini tidak serta merta menjual kesedihan dan kemalangan hidup yang dialami tokoh utama. Ada perkembangan alur dan karakter yang begitu nyata di sepanjang drama 20 episode ini.

Beberapa reviewer menilai alur drama ini terlalu lambat di tengah-tengah dan bisa diringkas menjadi 16 episode, tidak perlu dijabarkan sampai 20 episode. Tapi bagiku tidak demikian. Aku justru menikmati setiap episode yang disajikan, meski seringkali dengan menangis sesenggukan.

Salah satu alur yang tidak kalah menarik sekaligus memberi warna di drama ini—sehingga emosinya terasa naik turun—adalah kisah romansanya. Yang perlu di-highlight, pasangan utama di drama ini adalah Lee Hwi dan Jung Ji Un. Soal chemistry mereka sudah tidak perlu diperdebatkan lagi ya, asli bikin baper, senyum-senyum salting sendiri, sekaligus ikut terharu dan pedih. Chemistry mereka yang kuat ini membuahkan hasil berupa Best Couple Award dalam KBS Drama Awards 2021. Yeokssi, Rowoon sang penakluk noona-noona, hehe.

Tetapi kisah romansa tokoh lain juga menarik diikuti karena saling berkaitan dengan tokoh utama dan membentuk satu kesatuan alur yang romantis, tragis, nyesek dan ngenes bin galau brutal.

  • Jung Ji Un dan Lee Hwi saling mencintai

Tanpa Ji Un ketahui, Lee Hwi sebenarnya adalah Dami, cinta pertamanya sejak ia remaja. Yah, walaupun pada akhirnya Ji Un tahu kalau Lee Hwi sebetulnya adalah Dami, tapi kisah cinta mereka tidak langsung berjalan mulus. Selain karena intrik politik, mereka punya masa lalu yang pahit. 

Yang membunuh kembaran Lee Hwi (atau dengan kata lain bermaksud membunuh Dami) adalah ayah kandung Jung Ji Un. Coba aja bayangkan gadis yang kamu cintai dibunuh oleh ayahmu sendiri? Apa nggak mau gila rasanya?!

  • Pangeran Jaeun mencintai Lee Hwi

Setelah tahu Lee Hwi asli telah tiada dan ternyata Lee Hwi yang baru adalah perempuan, Pangeran Jaeun merasa iba dan takut. Lama-lama ia ingin melindungi perempuan itu dan jatuh cinta padanya. Yang paling bikin aku geleng-geleng kepala, bisa-bisanya Pangeran Jaeun menahan diri serta menjaga rahasia Lee Hwi selama bertahun-tahun! 

nam yoon su the kings affection

Bisa-bisanya dia anteng dan diem-diem bae selama itu padahal tahu betul bahwa Lee Hwi adalah perempuan! Sudah tahu menahan rasa cinta selama itu, akhirnya masih jadi sadboy pula. Daebak!! Pangeran Jaeun adalah lambang loyalitas dan kesetiaan yang tiada duanya. Applause!

  • Shin So Eun mencintai Jung Ji Un

Sayangnya bertepuk sebelah tangan. Sebetulnya Shin So Eun ini bukan pihak antagonis, gadis baik-baik, terhormat dan berintegritas. Tapi Jung Ji Un dan Lee Hwi (atau Dami lebih tepatnya) adalah pasangan sejati yang meskipun babak belur tapi harus bersatu di akhir cerita.

bae yoon kyung the kings affection

  • Noh Ha Kyung mencintai Lee Hwi

Karena di matanya Lee Hwi adalah pria sejati yang cool, keren dan tampan, bukan sekedar Putra Mahkota. Noh Ha Kyung sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama. Apakah sampai akhir nanti Noh Ha Kyung, yang kemudian menjadi Ratu, tidak tahu identitas asli Lee Hwi? Hmm, bikin penasaran kan.

jung chae yeon the kings affection

Masalah asmara memang selalu pelik, yeorobun. Bukan cuma di dunia nyata, tapi juga di drama Korea. Jangan lupakan bromance di drama ini yang menurutku juga layak mendapat ruang apresiasi tersendiri. Bromance-bromance di bawah ini layak dibuatkan spin-off khusus.

  1. Jung Ji Un dan Pangeran Jaeun, keduanya bersahabat sejak masih kanak-kanak. Meski latar belakang orang tua dan klan keduanya saling berseberangan, mereka tetap bersahabat baik sampai dewasa. Walaupun akhirnya jadi cinta segitiga, karena mereka berdua mencintai orang yang sama, tetapi mereka tetap akur kok sampai akhir cerita.
  2. Letnan Yoon (Pengawal Raja) dan Jung Seok Jo (ayah Jung Ji Un), keduanya juga sahabat karib sejak masih muda. Walaupun akhirnya mereka memilih jalan yang berbeda (Letnan Yoon di pihak Lee Hwi, Jung Seok Jo di pihak Tuan Sangheon), sering beradu pedang, tetapi bromance mereka pantas disebut another level of friendship.

Oiya, jangan lewatkan juga plot twist-plot twist di sepanjang drama ini tayang yang membuat alur jadi semakin seru dan dinanti-nantikan. Personally, aku menikmati alur yang disajikan sejak awal hingga ending. Tidak ada yang terasa membosankan, justru selalu bikin penasaran. Emosi setiap episode sangat membekas dalam benakku sebagai penikmat drama, sampai-sampai bapernya terbawa juga di kehidupan nyata.

2. Akting Park Eun Bin ‘Ganteng’ dan Sangar

To be very honest, alasan utama aku nonton The King’s Affection ini adalah karena terkesan dengan akting Park Eun Bin dalam Extraordinary Attorney Woo (2022). Menjadi Woo Young Woo, eonni satu ini bisa tampil begitu totalitas tanpa batas sebagai pengacara autis namun berbakat. Sampai bikin speechless! Tidak mengherankan kalau sang aktris bisa membawa pulang piala Daesang (Grand Prize) dalam Baeksang Art Awards 2023 lalu.

park eun bin the kings affection

Nah, di drama ini Park Eun Bin nggak kalah mempesona. Aktingnya betul-betul bikin aku kagum dan ‘oleng’. Seandainya aku tidak pernah kenal Park Eun Bin sebelumnya, aku pasti mengira kalau Lee Hwi sungguh-sungguh diperankan oleh aktor pria. Aktingnya sumpah ngeri... Ngeri...!!

Ganteng, cool dan sangar. Itulah kesan yang aku dapat ketika melihat karakter Lee Hwi di drama ini. Urusan ganteng mungkin masih bisa diakali dengan makeup dan wardrobe ya, yang artinya ada peran makeup stylist di sana. Tapi urusan penjiwaan karakter, harus diakui eonni kelahiran 1992 ini memang luar biasa. Mulai dari ekspresi wajah, tone suara, bahasa tubuh, intonasi, aksentuasi, sangat mirip dengan laki-laki.

Aku tidak pernah bosan mengatakan bahwa Park Eun Bin is such a versatile actress yang bisa memerankan karakter apapun dengan baik dan totalitas.

Kalau jadi Woo Young Woo suaranya bisa imut dan lucu. Jadi Seo Mok Ha (Castaway Diva, 2023) suaranya bisa merdu dan lembut, yang mana aslinya memang aktris cantik ini punya suara spek penyanyi. Tapi begitu jadi Lee Hwi suaranya bisa terdengar berat, dalam dan berwibawa. Aku pikir bukan salah Noh Ha Kyung sepenuhnya kalau ia jatuh cinta kepada Lee Hwi. Lee Hwi memang sekeren dan setampan itu, yeorobun.

akting park eun bin

3. Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama dengan Rowoon

Berawal dari oleng ke Park Eun Bin, berakhir dengan ambyar dan bucin parah ke Rowoon. Aku sama sekali tidak menyangka kalau akhirnya malah jatuh cinta kepada co-star atau lawan main Park Eun Bin, padahal sejak awal Park Eun Bin sudah tampil mengesankan sebagai Lee Hwi.

Tetapi, pesona Rowoon sebagai Jung Ji Un tidak kalah kuat, yeorobun. Jung Ji Un lah yang menjadi pelaku komedi di drama ini. Berperan sebagai bangsawan, pemuda cerdas yang lulus ujian negara dalam percobaan pertama, tapi punya visual menawan dan kepribadian yang hangat, daya tarik Jung Ji Un sulit sekali ditolak oleh noona-noona pencinta oppa-oppa sepertiku.

rowoon the kings affection

Konon, di Korea sendiri banyak yang mengkritik Rowoon di drama ini. Bukan karena aktingnya, tapi karena karakternya sebagai guru seharusnya tidak ‘sekurang ajar’ itu kepada Lee Hwi. Ya gimana ya, ini kan bukan salah Rowoon ya. Memang karakternya hangat dan humoris, mudah bergaul dan peduli dengan orang lain. Kedekatan Jung Ji Un sebagai guru dianggap terlalu melewati batas kepada Putra Mahkota.

Even tho, aku tetap jatuh cinta dengan Rowoon (dalam hal ini Jung Ji Un). Sebab karakter inilah yang memberi warna ceria dan romantis sepanjang 20 episode drama ini. Bagaimana ia menjiwai peran, ekspresi-ekspresi muka dan suaranya, detail, serius, tapi juga nggemesin.

Kalau ditanya, mana adegan favorit Jung Ji Un, sulit rasanya memilih. Tapi ada tiga adegan yang paling membekas dalam ingatanku. Pertama, ketika Jung Ji Un denial dengan perasaan sendiri yang jatuh cinta kepada sesama pria, Putra Mahkota pula. Lucu, kocak, sekaligus kasihan dan ngenes lihatnya.

Kedua, ketika Lee Hwi membuka rahasia terbesarnya. Entah apa yang dirasakan Jung Ji Un saat tahu bahwa Lee Hwi yang selama ini ia yakini Putra Mahkota ‘tulen’ ternyata adalah perempuan.

Tak bisa kubayangkan, pasti campur aduk antara terkejut, syok, nggak percaya, speechless, sekaligus lega karena ternyata dirinya ‘normal’—suka perempuan. Tapi tentu ada perasaan marah, sedih, kecewa serta tidak berdaya karena ketidak jujuran itu—asa meski jujur pun pasti ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ketidak berdayaan ini tampak begitu natural dalam ekspresi wajah Rowoon sebagai Jung Ji Un.

Ketiga, ketika Jung Ji Un mendapati Lee Hwi tidak sadarkan diri setelah meminum teh yang dicampur racun, sementara Tuan Sangheon sudah tewas dengan racun yang sama. Panik dan perasaan takut kehilangan tergambar jelas di wajah Rowoon. Ekspresi ini jelas berbeda drastis dengan sosoknya yang biasa terlihat ceria dan ramah.

4. Visual Bertabur Berlian

Visual aktor tidak menjamin kualitas drama yang dibintangi. Sepakat? Tetapi di drama ini kualitas cerita sebanding dengan visual para pemain. Sebut saja bertabur berlian, banyak aktor-aktris yang cantik dan tampan, tetapi punya kualitas akting yang menjanjikan. Di antaranya adalah Nam Yoon Su (Pangeran Jaeun), Choi Byung Chan (Kim Ga On), Jung Chae Yeon (Noh Ha Kyung) dan Bae Yoon Kyoung (Shin So Eun).

Jangan lupakan para pemain senior yang mendukung drama ini, seperti Lee Pil Mo, Bae Soo Bin, Park Eun Hye, Kim In Kwon, Baek Hyun Joo, Ko Kyu Pil hingga Park Won Sang (pemeran ayah Choi Ung di Our Beloved Summer (2022)) yang memang sudah sering meramaikan industri perdrakoran.

support cast

Di drama ini Rowoon juga reuni dengan Kim Seo Ha setelah sama-sama membintangi She Would Never Know (2021). Di tahun 2023, Rowoon kembali dipertemukan dengan Lee Pil Mo yang menjadi ayah Jang Shin Yu di Destined With You. Briefly, drama ini bertabur bintang yang sudah tidak asing lagi di kalangan penggemar drama Korea.

Aku juga ingin mengapresiasi para aktor muda yang sudah bekerja keras di sini. Choi Myung Bin sukses memerankan tokoh Lee Hwi dan Dami muda. Untuk aktris sebelia itu, Choi Myung Bin punya talenta yang menjanjikan. Berkat kerja kerasnya, ia berhasil memenangkan kategori Best Young Actress dalam KBS Drama Awards 2021.

Tidak lupa juga Ko Woo Rim, yang memerankan Jung Ji Un muda. Terakhir nonton aktingnya sebagai Doomi di Mr. Sunshine (2018), jadi agak pangling lihat dia sekarang sudah remaja. Ganteng banget, mirip Rowoon!

5. Sinematografi Memanjakan Mata

Sayangnya aku tidak menemukan sedikit pun informasi tentang berapa biaya yang dihabiskan untuk pembuatan Yeonmo. Seharusnya banyak sih, karena cast-nya bagus-bagus, wardrobe juga bagus, pengisi OST-nya juga mahal. Ditambah lagi sinematografi dan visualnya yang memanjakan mata. Hanbok-hanbok di drama ini selalu bikin salfok, cantik-cantik coraknya.

Idealnya drama sageuk memang melibatkan banyak pemain, yeorobun. Karena selain pemain utama, dibutuhkan banyak pemeran pendukung atau figuran yang menjadi dayang, kasim, prajurit hingga rakyat biasa. Ini semua tentu harus diperhitungkan matang-matang.

Belum lagi pembuatan properti, kostum dan setting yang harus sebisa mungkin sama dengan kehidupan asli di masa lalu. Editing-nya nggak kalah ribet. Meski drama ini tidak menyuguhkan banyak efek CGI, tapi tetap ada scene-scene yang harus diperkuat dengan efek dramatis.

Banyak kan pertimbangannya? Itulah kenapa pembuatan drama sageuk atau fantasi biasanya membutuhkan biaya yang lebih banyak ketimbang drama modern bergenre slice of life atau romance.

Aku pernah nonton drama sageuk yang cukup mengecewakan. Ceritanya sebetulnya lumayan, tapi ‘sepi’ sekali visualnya. Drama kerajaan tapi kok istananya sepi, dayang dan prajurit bisa dihitung jari, pun settingnya ya di situ-situ aja. Pernah nemu drama seperti itu? Entah berapa anggarannya, tapi yah kecewa gitu lihat drama sageuk kok kurang rame.

Nah, yang istimewa di sini Yeonmo tidak hanya menampilkan adegan yang itu-itu saja atau di situ-situ saja. Staf produksi perlu diapresiasi atas kerja kerasnya membuat drama yang secantik ini.

Kerja keras ini dibuktikan dengan setting drama yang variatif, bukan cuma menyorot aula utama di istana, tapi hampir seluruh bagian istana diekspos. Dari kamar raja, kamar ratu, kamar ibunda ratu, dapur kerajaan, klinik kerajaan, taman-taman, hutan di belakang istana, bilik-bilik rahasia dan sebagainya.

changdeokgung palace

Favoritku adalah Seongjeongak, ruang belajar Lee Hwi. Di sana ada meja tempat diskusi, ada juga rak-rak buku seperti perpustakaan pribadi. Usut punya usut, lokasi syutingnya di Changdeokgung Palace, salah satu istana di Korea selain Gyeongbokgung, yang memang sudah jadi langganan drama-drama Korea.

Setting di luar istana juga tidak luput dari sorotan kamera. Ada pasar, perkampungan penduduk, hingga view alam yang indah seperti hutan lebat, sungai dan pantai.

6. OST Playlist-able

Beberapa waktu lalu aku sempat menulis tentang daftar drama Korea dengan OST terbaik yang playlist-able alias cocok dijadikan playlist. Yeonmo termasuk di dalamnya. Menggaet para penyanyi kenamaan yang kualitas vokal dan suaranya sudah tidak perlu diperdebatkan, seperti Super Junior KRY (Kyuhyun, Ryeowook, Yesung), Vromance, Ahn Da Eun dan Hae Yoon (Cherry Bullet).

Yang paling fenomenal, nggak tanggung-tanggung pihak produksi juga menggaet dua soloist yang dijuluki Queen of OST, Lyn dan Baek Ji Young. Masing-masing kebagian slot mengisi OST Part 2 dan Part 3, yang menjadi favoritku di drama ini. 

Fun Fact! Rowoon juga diberi kesempatan untuk mengisi OST Part 7 dengan lagu berjudul No Goodbye In Love. Untuk level vocal line di grup (SF9), kemampuan menyanyi Rowoon memang tidak perlu diragukan lagi. Nggak percaya? Yuk, dengerin playlist di bawah ini!

7. Meraih Penghargaan Bergengsi

Semua keunggulan drama The King’s Affection ini seolah dirangkum dalam prestasi dan penghargaan yang berhasil diraih. List lengkap award yang dimenangkan ini bisa dicek di Wikipedia ya, yeorobun. Yang paling spektakuler dan bergengsi yaitu International Emmy Awards 2022 kategori Best Telenovela. FYI, Yeonmo a.k.a The King’s Affection adalah drama Korea pertama yang berhasil memenangkan penghargaan International Emmy Awards.

Sejumlah penghargaan yang diraih pemain maupun drama ini sendiri menunjukkan kalau Yeonmo memang recommended, bukan drama ecek-ecek yang digarap seadanya, tapi betul-betul berkualitas. Tidak cuma menghibur tapi juga menghanyutkan emosi penonton untuk terbawa dalam arus drama. Atraktif, estetik dan tragis di saat yang sama.

Summary

Satu-satunya kesimpulan yang bisa ditarik drama dan ulasan ini adalah The King's Affection merupakan masterpiece, salah satu drama Korea khususnya genre sageuk, yang paling recommended. Kalau kamu belum nonton, belum terlambat untuk menonton sekarang, apalagi kalau kamu penggemar genre sageuk yang sarat intrik politik, manipulasi dan konspirasi.

Bagi penggemar genre romance, drama ini juga memberikan kisah romansa yang menggugah perasaan. Kamu bisa menyaksikan bagaimana para tokoh melawan perasaan mereka sendiri, menahan hasrat untuk bersama, namun akhirnya berjuang untuk bisa bersatu atas nama cinta. Kesetiaan dan pengorbanan begitu nampak dalam kisah asmara para tokohnya.

Dan, the last but not least, penggemar Rowoon sepertiku pasti tidak akan bisa menolak pesona sang aktor dalam balutan hanbok yang elegan seperti di drama ini. Jadi, kamu tertarik nonton The King's Affection? Bagaimana pendapatmu? Share di kolom komentar ya!

Referensi

  1. The King’s Affection or Nonfiction? - https://www.mykoreanscribbles.com/2021/12/kingsaffection.html
  2. The King’s Affection - https://asianwiki.com/The_King%27s_Affection
  3. The King’s Affection - https://en.wikipedia.org/wiki/The_King%27s_Affection

Alfia D. Masyitoh
Lifestyle blogger, content writer and full time mother who loves EXO Baekhyun and SF9 Chani. Part of EXO-L and Fantasy.

Related Posts

Post a Comment