Sebutan OKB alias Orang Kaya Baru rasanya cocok disematkan untuk anak-anak ketika lebaran. Pasalnya anak-anak secara ‘mendadak’ punya banyak uang yang berasal dari pemberian orang tua, kakek, nenek, om, tante, tetangga dan sanak saudara lainnya. Yap! Benar sekali. Kita kerap menyebutnya angpao lebaran atau THR anak. Tradisi memberi uang jajan ketika Idulfitri ini sudah mendarah daging di Indonesia, mungkin juga di negara lainnya.
Nggak tanggung-tanggung yeorobun, uang ‘saku’ yang diterima setiap anak ini totalnya bisa mencapai jutaan rupiah lo. Bahkan anak salah satu influencer di Malang menyebut uang THR yang diterimanya tahun ini ketika dikumpulkan semua jumlahnya sampai 100 juta rupiah. Wah, fantastis kan? Tidak heran kalau fenomena ini sampai viral beberapa waktu lalu.
Kalau sebanyak itu, sebaiknya uang THR anak untuk apa atau diapakan? Uang saku yang jumlahnya bisa melebihi anggaran belanja bulanan dapur ini memang harus dikelola dengan bijak supaya tidak habis begitu saja. Sayang sekali kalau uangnya cuma ‘singgah sejenak’ di tangan mungil anak-anak lalu menguap tanpa bekas. Nah, mumpung masih syawal, yuk kita sharing pengalaman mengelola uang THR para OKB cilik ini!
THR untuk Anak, Bukan untuk Investasi Bodong
Satu hal yang wajib orang tua ingat adalah uang THR untuk anak adalah hak milik anak-anak. Jadi tidak ada hukumnya uang-uang ini boleh digunakan oleh orang tua sebagai investasi bodong berkedok ‘nitip di dompet emak’.
Aku sering mendengar cerita serupa yeorobun. Tidak sedikit teman di sosial media yang punya pengalaman uang THR berujung investasi bodong di tangan ibunya. Alhamdulillah, sejak kecil aku tidak pernah mengalami hal seperti itu.
Walaupun bukan keluarga kaya, orang tua pas-pasan, tapi aku ingat betul bahwa ibuku selalu mengajarkan kalau uang THR yang aku terima dari saudara adalah milikku sendiri dan harus aku jaga sendiri dengan baik. Ibuku bahkan membelikan dompet khusus untuk menyimpan uang-uang itu—karena jaman dulu masih susah mengakses kantor bank.
Jika anak masih kecil, belum memahami cara mengelola uang yang baik, maka orang tua wajib menjaga amanah berupa uang tersebut dengan bijaksana. Bolehkah dibelanjakan? Boleh, asal untuk kepentingan atau kemaslahatan sang anak sendiri, bukan untuk kepentingan orang tua.
Dalam berbagai sumber disebutkan, menurut Islam orang tua atau wali berkewajiban mengelola hak milik anak dengan baik dan digunakan untuk kepentingan anak. Orang tua atau wali tidak boleh menggunakan uang tersebut untuk kepentingan sendiri atau akad lainnya yang merugikan sang anak.
“Seorang bapak tidak berhak mendonasikan harta anaknya yang masih kecil dan seumpamanya karena pendonasian adalah transaksi yang murni mudarat. sedangkan seorang wali meskipun ayahnya sendiri bukan pemilik aset tersebut.” — Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Beirut, Darul Fikr: 1985 M/1405 H], cetakan kedua, juz VII, halaman 752
Kecuali anak sudah mengerti konsep uang, misalnya sudah remaja atau SMP, maka izinkan anak mengelola sendiri uang THR-nya tanpa campur tangan orang tua. Dalam hal ini kita cukup mengawasi dan mengingatkan agar anak-anak tidak membelanjakan uangnya untuk hal yang bersifat mudharat, merugikan atau membahayakan, seperti membeli rokok.
Bijak Mengelola THR Anak
Sebagai orang tua dari anak balita yang masih belum mengerti nilai mata uang—masih umur 4 tahun—aku mempunyai tanggung jawab untuk mengelola uang THR anakku dengan bijaksana. Untuk itu, aku memberikan dompet khusus kepadanya untuk menyimpan angpao lebaran.
Setelah lebaran usai, angpao-angpao yang terkumpul akan dijadikan satu dengan rekening miliknya yang saat ini dipegang oleh suamiku. Sebelum itu, aku akan mengajak anak berdiskusi tentang uangnya. Karena jumlahnya cukup banyak, meski tidak sebanyak anak influencer yang aku sebut di atas, uang THR ini perlu dibagi-bagi ke dalam beberapa pos.
Sebetulnya sudah banyak artikel di internet yang membahas tentang hal ini, lengkap dengan alokasi masing-masing. Tetapi semoga sharing pengalamanku ini bisa bermanfaat juga bagi orang lain.
DISCLAIMER! Karena anakku sudah bisa diajak komunikasi dua arah, bisa memahami topik pembicaraan secara sederhana, maka apapun yang aku lakukan dengan uang THR-nya selalu atas persetujuannya, yeorobun. Kalau dia tidak setuju, ya tidak aku paksa. Aku cukup memberinya pemahaman, mana yang benar dan salah, mana yang baik dan kurang baik.
1. Tabungan Masa Depan
Sebagian besar angpao yang diterima anakku dialokasikan untuk masuk rekening tabungan. Wajibkah membuat rekening tabungan untuk anak? Enggak yeorobun. Poinnya sebetulnya adalah memisahkan tabungan khusus untuk anak dengan tabungan yang lain. Mau pakai rekening orang tua juga silakan, asal tidak tercampur dengan tabungan orang tua. Jadi betul-betul dipisahkan tabungan untuk anak saja.
Salah satu keuntungan anak punya rekening tabungan sendiri adalah lebih mudah mencatat cashflow-nya terutama jika punya anak lebih dari satu. Misalnya punya dua anak, si kakak dan si adik punya rekening masing-masing, tracing keuangan mereka akan lebih mudah dilakukan karena uang mereka tidak bercampur satu sama lain.
Kalau lebih suka menabung secara konvensional pun, tidak di bank misalnya, tidak apa-apa. Buatkan saja celengan khusus untuk masing-masing anak dan pastikan keamanannya. Yang jelas, menabung adalah cara yang paling gampang supaya uang THR anak tidak habis begitu saja. Tabungan ini kelak bisa dimanfaatkan untuk tambahan biaya sekolah atau membeli kebutuhan anak lainnya.
2. Investasi Berjangka
Sejak anakku lahir, alhamdulillah kami punya investasi khusus untuk biaya pendidikan anak. Kami memilih investasi saham. Setiap bulan selalu ada anggaran buat nambah investasi ini dari gaji yang diterima suami. Nah, uang THR anak juga bisa masuk ke sini.
Investasi lain yang bisa dipilih adalah reksadana dan logam mulia. Kalau SPN, Surat Penting Negara, emm… Mungkin bisa, tapi aku masih belum pernah mempelajari secara mendalam. Intinya investasi berjangka ini banyak sekali manfaatnya yeorobun, yang kalau diuraikan satu per satu bisa jadi satu artikel khusus. IMHO, memanfaatkan uang THR anak untuk investasi berjangka rasanya sudah cepat dan bijak sekali.
3. Buku atau Mainan
Poin yang ini sudah jelas lah ya. Sebagian uang THR anak juga bisa digunakan untuk membeli buku bacaan edukatif atau mainan baru yang mereka sukai. Tahun ini kami memilih membelikan buku bacaan Islami tentang konsep tauhid untuk anak-anak usia dini, serta mobil-mobilan remote yang memang sudah diinginkan anakku sejak lama. Diskusikan lagi dengan si kecil tentang hal ini, ya! Coba tanyakan, mereka ingin buku atau mainan yang bagaimana?
4. Ajarkan anak Sedekah
Nah, yang satu ini sifatnya tidak wajib, tidak memaksa, tapi baik sekali jika dilakukan. Seperti yang sempat aku tulis di atas, uang THR anak tidak boleh didonasikan oleh orang tua, sebab donasi tidak memberikan manfaat apapun bagi anak.
Bagaimana dengan sedekah? Kalau dari pengalaman pribadi, sebetulnya anak bisa kok bersedekah sesuai keinginan mereka. Caranya adalah dengan mengajarkan mereka tentang sedekah sedini mungkin.
Kadang yang sering terlupa, orang tua menanamkan konsep menabung sejak dini tapi tidak dibarengi dengan konsep sedekah. Padahal mengajarkan anak sedekah juga bisa dilakukan sedini mungkin dengan cara memberi pemahaman dan contoh.
Misalnya, sedekah itu bentuk syukur kita kepada Allah karena sudah diberi rezeki. Jadi kalau kita punya uang, yang sebagian kecil sebaiknya dimasukkan ke kotak amal atau dikasih ke orang yang kesusahan ya, nak! Itu namanya sedekah, sayang. Kalau kita sedekah dengan ikhlas, nanti nikmatnya pasti Allah tambah lebih banyak lagi.
Kalau anak sudah terbiasa sedekah sejak kecil, maka ketika punya uang THR pun biasanya tanpa disuruh dia sudah bilang sendiri ke orang tua agar sebagian uangnya disedekahkan. Bun, nanti yang sekian ribu dimasukkan ke kotak amal ya!
5. Tabungan Hewan Qurban
Yang terakhir ini, jujurly, aku baru kepikiran tahun ini yeorobun. Misal si anak sudah besar nih, dia sudah bisa memilih uangnya mau digunakan untuk apa, tidak ada salahnya jika anak menabung untuk membeli hewan qurban. Yang pasti qurban ini atas nama si anak ya, bukan orang tua.
Dulu, ketika aku masih kecil, aku ingin sekali bisa berqurban kambing atas namaku sendiri. Suatu lebaran, ketika ibuku bertanya uang THR mau diapakan? Aku menjawab, beli kambing buat qurban. Butuh beberapa kali lebaran sampai akhirnya uang yang terkumpul bisa digunakan untuk membeli satu ekor kambing qurban. Rasanya gimana? Alhamdulillah seneng banget!
Qurban hukumnya memang tidak wajib, tapi sunnah muakkad atau sunnah yang dianjurkan bagi orang yang mampu. So, kalau mampu ya kenapa enggak? Konon, di akhirat kelak umat Islam yang pernah berqurban akan dibangkitkan kembali dengan menunggangi hewan qurbannya sendiri-sendiri. Wallahu a’lam…
Referensi
https://www.nu.or.id/bahtsul-masail/apakah-orang-tua-boleh-pakai-uang-amplop-lebaran-anak-nKZOm
Post a Comment
Post a Comment