Wah, sudah lama aku nggak nulis tentang lingkungan dan sejenisnya. Beberapa waktu lalu ada salah satu teman bloger yang bertanya padaku, bagaimana cara memakai menscup yang benar dan nyaman. Gara-gara beliau, aku jadi kepikiran menulis artikel ini.
Di grup bloger yang paling dekat denganku sekarang sepertinya memang baru aku saja yang pakai menscup. Kalau aku tidak salah hitung, mungkin sudah 2-3 tahun ini aku tidak lagi pakai pembalut sekali pakai sebagai produk women hygiene. Menscup bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi sampah yang bisa dilakukan perempuan. Karena menscup bisa digunakan berkali-kali, cukup buang-bilas-pakai, maka kita tidak perlu sedia stok banyak-banyak seperti ketika memakai pembalut sekali pakai.
Sebetulnya alasan utamaku beralih ke menscup adalah karena aku capek, lelah merasakan kulit iritasi tiap mens. Malas juga kalau harus mencuci pembalut dulu sebelum dibuang ke tempat sampah. Aku berpikir, menscup adalah produk women hygiene yang paling tepat untukku. Aku sudah pernah mencoba pakai pembalut kain atau menstrual pad, yeorobun. Tapi menspad kain ternyata tidak sepraktis menscup.
Menspad tuh sebetulnya not bad, dalam arti nyaman digunakan, daya tampungnya juga bagus. Cuma aku malas di bagian mencucinya. Merawat menspad itu hampir sama dengan merawat clodi, mulai dari pre-wash, daily treatment, mencuci sampai menyimpan. Nah, aku yang malas, padahal nggak ribet-ribet amat. Jangan ditiru ya, yeorobun!
Setelah ketemu menscup pun aku tidak serta-merta langsung banting setir pindah ke menscup. Berkali-kali aku meyakinkan diri sendiri kalau pakai menscup itu nyaman dan aman. Butuh nyali dan tekad yang kuat memang untuk mulai pakai menscup. Karena bagi pemula pakai menscup itu memang ngeri-ngeri sedap kalau dibayangkan. Makanya tidak heran kalau banyak yang tanya, gimana sih caranya pakai biar nyaman di badan kita. Begitu.
Baru setelah rutin dipakai, aku baru merasa nyaman. Nyaman banget malah! Sekarang menurutku justru pakai menscup adalah women hygiene yang paling simpel dibandingkan produk yang lain seperti menspad kain, menstrual pant (celana dalam menstruasi), tampon, atau pembalut sekali pakai. Senyaman itu kah? Ya! Nah, biar kamu nggak penasaran, di tulisan ini aku ingin berbagi pengalamanku memakai menscup. Semoga bermanfaat ya!
DISCLAIMER! Yang aku tulis di sini murni berdasarkan pengalaman pribadi ya. Sebelum beralih ke menscup aku sudah pelajari plus dan minusnya, bagaimana dari sisi medis, dan sebagainya. Intinya, kalau menscup itu nggak aman ya ngapain ada yang pakai? Tinggal kita pinter-pinter milih produk yang baik aja. Next time, insyaAllah aku bahas tips bagaimana cara memilih menscup.
Kelebihan Pakai Menscup
Kalau sudah merasakan enaknya pakai menscup, kamu mungkin tidak akan mau pindah ke lain hati, yeorobun. Karena aku pun begitu. Teman-teman yang sudah lebih dulu memulai ber-menscup pun begitu. Seenak itu! Aku bahkan menyesal, kenapa sih aku nggak pakai menscup dari dulu-dulu aja? Kenapa aku baru kenal produk sebagus ini sekarang, setelah aku punya anak? Andai aku kenal sejak dulu, aku mungkin tidak perlu mengalami rasanya iritasi dan gatal-gatal setiap menstruasi datang.
Nyaman Dipakai
Awalnya memang susah pakainya. Agak ngeri-ngeri, khawatir sakit, tidak nyaman bahkan takut ‘tenggelam’ di dalam rahim. Iya, aku pernah kepikiran seperti itu dulu. Padahal logikanya memang nggak mungkin menscup itu ‘hilang’ di dalam rahim. Menscup itu setelah dipakai dia anteng di tempatnya kok, nggak pindah-pindah.
Kalau sudah terlatih dan terbiasa pakai, justru pakai menscup rasanya sangat nyaman. Tidak ada sensasi mengganjal, lembab atau sumpek di area kewanitaan. Saking nyamannya, aku sering sampai lupa kalau sedang menstruasi. Kalau perut nggak kram gitu mungkin aku lupa kalau lagi mens. Menscup ini juga tidak mengganggu aktivitas. Mau duduk, rebahan, berdiri, jalan kaki, lari-lari, olahraga, renang, salto, koprol, bebassss…
Ramah Lingkungan dan Tahan Lama
Seperti yang aku singgung di atas, menscup adalah salah satu produk women hygiene yang reusable. Beli sekali untuk dipakai berkali-kali. Bahkan menscup diklaim bisa bertahan sampai 10 tahun lo! Karena bisa dicuci dan dipakai berkali-kali, menscup ini tidak menghasilkan sampah, yeorobun. Inilah kenapa menscup lebih ramah lingkungan dibandingkan produk women hygiene seperti tampon dan pembalut sekali pakai.
Daya Tampung Banyak
Dibandingkan dengan pembalut sekali pakai, menscup punya daya tampung yang lebih banyak. Rata-rata sekitar 20-40 m cairan. Sementara pembalut sekali pakai atau tampon biasanya hanya menampung sekitar 10 ml cairan. Karena daya tampungnya yang banyak, pakai menscup ini jadi lebih aman dari risiko kebocoran, yeorobun.
Yang bikin darah mens kita terlihat banyak ketika pakai menscup adalah karena menscup ini prinsip kerjanya menampung darah. Darah yang keluar ditampung dan dikumpulkan secara langsung dalam ‘cawan’, tanpa perantara zat absorben dan sejenisnya. Inilah perbedaannya dengan pembalut (sekali pakai maupun kain) yang bekerja dengan cara menyerap darah.
Bebas Iritasi Kulit
Pakai menscup juga membuat kulit lebih lega bernafas, tidak seperti ketika memakai pembalut. Karena sirkulasi udara lebih lancar, kulit pun jadi tidak lembab atau basah, tidak berkeringat, sehingga tetap kering.
Kalau kamu punya keluhan gatal-gatal, ruam atau iritasi karena pembalut, menurutku tidak ada salahnya mencoba pakai menscup. Buktinya aku sudah tidak pernah iritasi lagi. Padahal dulu sebelum pakai menscup aku sampai gonta-ganti merek pembalut, dari yang harganya murah sampai mahal, dari yang belinya di minimarket sampai apotek, demi menemukan pembalut yang cocok untuk kulit sensitifku.
Ramah Kantong
Menscup cukup beli satu aja untuk dipakai 10 tahun. Jadi kita cukup satu kali saja mengeluarkan uang untuk membeli produk satu ini. Harganya mungkin terkesan mahal ya, berkisar antara ratusan ribu sampai jutaan. Tapi kalau mengingat umur pakainya, menscup ini justru tergolong sangat hemat dan ramah kantong. Aku nggak nulis perbandingan hitungannya di sini, di Google sudah banyak, hehe.
Travel Friendly
Pernah mengalami harus bepergian ke luar kota tapi sedang dalam kondisi menstruasi? Males banget pasti. Karena harus bawa stok pembalut yang bejibun. Kalau pakai menscup, kamu cukup bawa satu aja, bisa dimasukkan ke dalam tas, bahkan masuk saku pun muat! Nggak perlu makan tempat, nggak perlu bawa berat. Aku selalu sedia pouch menscup khusus kemana-mana, terutama ketika sudah mendekati tanggalnya. Simpel dan praktis, anti ribet!
Kekurangan Pakai Menscup
Nah, ini! Kalau ditanya apa sih kekurangan pakai menscup? Aku berani menjawab NGGAK ADA. Setelah nyaman dan tahu enaknya pakai menscup, bagiku si cawan ajaib ini tidak punya kekurangan yang berarti, yeorobun. Bisa dibilang, menscup adalah salah satu the-most-worth-to-buy-item yang pernah aku beli seumur hidupku. Sudahlah nyaman dipakai, bebas iritasi, ramah lingkungan, hemat, bisa dipakai berkali-kali, travel-friendly pula.
Kalau memang harus dijawab, mungkin kekurangan menscup adalah perawatannya. Menscup harus rutin disterilisasi, terutama ketika hendak dipakai di hari pertama menstruasi dan ketika akan disimpan kembali (setelah menstruasi selesai). Cara sterilisasinya cukup mudah sebetulnya, cukup direbus saja dalam air mendidih selama 3-5 menit. Nggak susah, tapi kadang kepentok males aja, hehe.
Oiya, satu lagi. Sebelum beli menscup kita juga perlu menyesuaikan ukurannya dengan organ kewanitaan kita. Ini mungkin agak ribet ngukurnya. Jangan dibayangkan ya! Tapi kalau mau tanya lebih detail silakan DM aku di Instagram, insyaAllah nanti aku jelaskan gimana caranya.
And, that’s all.
Itulah pengalamanku selama pakai menscup. So far, alhamdulillah menscup sangat membantuku dalam melalui ‘tanggal-tanggal merah’ setiap bulan dengan aman dan nyaman. Kalau dibandingkan kekurangannya, aku rasa kelebihan menscup jauh lebih banyak. Kamu tertarik mencobanya? Coba share di kolom komentar.
Wah, keren Kak udah pakai menscup. Aku dari dulu maju mundur, karena emang masih kebayang-bayang sensasi pakainya. Jadi, 6 tahun ini masih pakai pembalut kain 😅
ReplyDeletePernah bocor nggak Kak? Aku masih maju mundur nih pakai menscup. Biasanya salam sehari berapa kali dibersihkannya? Terus cuma dibuang isinya, lalu siram air aja ya Kk, terus pakai lagi?
ReplyDeleteSehari biasanya berapa kali dibersihkan Kak? Pernah tembus atau nocor nggak Kak?
ReplyDelete