Time flies so fast, nggak kerasa sudah lebih dari tiga tahun aku menjadi bloger di Sundries Journal ini. Kalau ada yang tanya, jadi bloger susah nggak sih? Gampang-gampang susah, yeorobun, malah kadang rasanya berat banget. Terus kenapa masih lanjut? Emang ada duitnya dari ngeblog kok sampai dibela-belain begadang nulis? Nah, ini pembahasannya lumayan panjang,
Aku nggak mau munafik ya, aku suka duit. Di zaman inflasi seperti sekarang, siapa sih yang nggak butuh duit, wong apa-apa sekarang serba mahal? Like, apa sih sekarang yang nggak butuh duit? Ya ‘kan?
Tapi duit bukan alasan utama kenapa aku bertahan di dunia blogging yang kadang cuan, kadang enggak ini. Selama tiga tahun menjadi bloger aku tentu pernah berpikir untuk menyerah, pernah mengalami writer’s block alias buntu ide juga, bahkan masa-masa males ngonten itu pun pernah ada. Pada akhirnya aku selalu kembali ke sini, ke jurnal digital ini. Lagian, menurutku sayang aja gitu sudah beli domain TLD tapi nggak diisi, sayang duitnya buat perpanjang domain, hihi.
Tidak dipungkiri memang, the big why ngeblog adalah alasan yang membuatku selalu ‘pulang’ ke Sundries Journal ini. Aku sudah pernah menuliskannya khusus dalam sebuah postingan panjang tentang big why ngeblog dan impianku sebagai blogger. Tapi tidak ada salahnya menulisnya lagi di sini, sebagai reminder bagi diri sendiri. Syukur-syukur kalau bisa menjadi penyemangat bagi pembaca. Semoga berkenan!
Media Aktualisasi Diri dan Eksistensi
Sebagai ibu rumah tangga yang hampir 24/7 menghabiskan waktu di rumah saja, aku membutuhkan media untuk aktualisasi diri. Menurutku blog adalah media yang paling tepat untuk menunjukkan diri. Karena aku merasa nggak ‘pede’ alias minder eksis di sosial media, maka aku memilih blog untuk mengaktualisasi diri dan menunjukkan eksistensi diri sendiri.
Bagiku, blog sifatnya sangat personal, aku tidak dibatasi oleh karakter seperti caption di sosial media, dan aku juga bebas menjadi diriku sendiri apa adanya. Dari blog ini aku juga bisa belajar berbagai skill baru seperti blogging, menulis dan komunikasi dengan orang lain.
Melampiaskan Keresahan
Yang kedua, blog bagiku adalah media yang paling tepat untuk melampiaskan keresahan, ide, gagasan, unek-unek dan apapun yang aku pikirkan maupun aku rasakan. Sesuai judulnya, blog ini niche-nya ‘gado-gado’ atau lifestyle. Aku bisa menuliskan apa yang aku makan hari ini, apa yang aku masak, bagaimana aku bertengkar dengan anak, drama apa yang aku tonton, lagu KPOP apa yang aku dengarkan, bagaimana aku tergila-gila dengan Rowoon atau Baekhyun, betapa aku kangen dengan Kang Chani, sampai kemana aku jalan-jalan dan rekomendasi tempat wisata menarik yang pernah aku kunjungi.
Blog ini sudah menjadi diary digital, sebagaimana yang aku inginkan sejak pertama kali blog ini aku buat.
Menyalurkan Hobi
Aku suka menulis sejak aku kecil. Ketika masih sekolah menengah, aku beberapa kali mengikuti lomba menulis cerpen dan rutin menulis di majalah sekolah. Sekarang semua hobi itu bisa aku lakukan dengan memanfaatkan blog ini. Meski aku sudah tidak selihai dulu dalam hal menulis cerpen, tapi di blog ini aku tetap bisa menulis fanfiction sesuai seleraku. Yah, minimal bisa mengeluarkan imajinasiku yang paling liar.
Memperluas Networking dan Personal Branding
Dengan ngeblog, aku bisa mendapat banyak teman baru. Circle bloger selalu terbuka lebar, aku bisa menjalin pertemanan dengan sesama bloger, orang-orang yang mempunyai minat dan hobi yang sama denganku. Mempunyai teman seperjuangan, senasib dan sepenanggungan bisa menjadi motivasi ampuh untuk konsisten menulis di blog.
Blog ini juga menjadi sarana personal branding, sebagaimana aku dikenal sebagai bloger, bukan hanya ibu rumah tangga. Aku tetap bisa berdaya meski hanya di rumah saja. Aku bisa ikut berbagai komunitas bloger Indonesia dan berinteraksi di dunia maya.
Menambah Uang Jajan Skincare
Seperti yang aku bilang di awal, cuan adalah salah satu big why pendukung yang membuatku tetap bertahan di dunia blogging. Sejak awal aku memang tidak berniat menjadikan blog ini sebagai profesi utama, tetapi kalau ada bonusnya ya alhamdulillah.
Gimana sih rasanya tulisan kita dibaca orang, diapresiasi dan dapat bonus berupa materi? Alhamdulillah, seneng banget! Tapi, lagi-lagi ini bukan alasan utama ya! Karena pekerjaan ini aku lakukan sifatnya sebagai freelancer, artinya tidak setiap hari aku dapat bayaran dari menulis di blog.
Mengikat Ilmu dan Menebar Manfaat
Last but not least, inilah big why paling penting yang membuatku betah menulis di blog walau kadang dilanda rasa malas. Yaitu, mengikat ilmu dan berusaha sebisa mungkin menebar manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Aku berharap apapun yang aku tulis bisa memberi sedikit manfaat bagi pembaca, walaupun sebatas memberikan hiburan bagi mereka. Semoga!
Next, Mau Dibawa Kemana?
Kalau ditanya, sampai kapan mau terus menulis di blog ini? Emm, belum tahu. Jujurly, aku pribadi belum tahu sampai kapan aku akan membesarkan Sundries Journal ini. Harapanku sih bisa terus sampai semampuku, sampai 5 tahun, 10 tahun, bahkan bertahun-tahun yang akan datang.
Seperti yang kubilang, blog ini sudah menjadi diary digital bagiku. Itulah kenapa aku ingin terus menulis apapun yang aku pikirkan dan rasakan di sini.
Jika ada rencana yang sedikit lebih konkret dan serius, mungkin aku ingin menambah 'anakan blog' dalam waktu dekat dengan niche khusus. Sundries Journal ini adalah blog multi niche alias gado-gado. Itulah kenapa aku ingin punya blog khusus yang fokus hanya membahasa tema tertentu.
Masalahnya sekarang aku belum bisa menentukan niche apa yang akan kupilih. Punya 'anakan blog' artinya aku harus mau berkomitmen juga untuk mengasuhnya. Ini berarti akan semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menulis, sebab aku harus memikirkan kelangsungan hidup dua blog dengan niche yang berbeda. Nulisnya harus lebih rajin, baca lebih rajin, riset lebih rajin dan belajar lebih rajin. Jangan lupa juga, kalau blognya TLD, maka setiap blog harus bisa menghidupi dirinya sendiri. Wow, sounds interesting and challenging, right?
Masyaallah... Semoga semakin banyak orang yang mendapat manfaat dari apa yang kita tulis ya, Mbak..
ReplyDeletealasan terakhir setuju banget sih kak, kalau tulisan kita bermanfaat buat orang lain insya Allah jadi amal jariyah juga
ReplyDelete