Yeorobun, ada yang pernah masak atau makan bunga bawang? Kalau orang Malang Jawa Timur biasa nyebutnya blalo atau belalo. Entah apa sebutannya kalau di daerah lain.
Bagi sebagian orang sayur ini mungkin asing ya. Tapi bagi orang yang tinggal di Malang, blalo sering sekali dijumpai karena biasanya dipanen ketika musim panen bawang merah.Si blalo ini menurutku termasuk rare treasure yang jarang banget aku lihat di Surabaya. Bahkan lebih rare ketimbang sayur pakis. Hampir 12 tahun tinggal di Surabaya, seingatku aku nggak pernah nemu rumah makan yang menjual menu sayur pakis. Di pasar pun juga jarang banget ketemu. Sekalinya ketemu, harganya bisa berkali-kali lipat daripada di Batu, kampung halamanku. Di supermarket kadang ada, tapi harganya jauuuh lebih mahal, emang target marketnya bukan kaum mendang-mending kayak aku, hehe.
Blalo seharga 17 ribu di Surabaya setara dengan blalo 6 ribu di Batu.
Jauh banget ‘kan selisihnya? Makanya kalau pulang ke Batu, aku biasanya menyempatkan beli sayur satu ini ke pasar—atau nitip ke tukang sayur langganan—untuk dibawa balik ke Surabaya.
Segitunya bela-belain, karena memang aku dan suami suka banget tumisan sayur ini. Surprisingly, anakku juga doyan loh. Rasanya memang unik dan lezat. Cara mengolahnya gampang. Nggak heran kalau sayur blalo jadi salah satu olahan favorit yang paling aku rindukan.
Buat yang belum pernah masak atau makan, catat dan jangan lupa recook resep di bawah ini ya! Dijamin mantuuul!!
Khasiat dan Manfaat Sayur Blalo
Keluarga bawang-bawangan memang banyak jenisnya, yeorobun. Ada daun bawang (scallion/green onion/spring onion), bawang prei (leek), kucai (garlic chives), lokio (fresh chives), dan juga si blalo (onion's flower) ini. Bedanya apa? Bentuk fisiknya sekilas memang mirip, tapi tekstur dan rasanya ternyata beda.
Bahan-bahan ini biasa digunakan sebagai sayuran hiasan sekaligus penyedap rasa pada masakan, seperti sop dan telur dadar. Tapi ada juga yang memang bisa diolah jadi masakan tersendiri seperti kucai dan blalo.
Nah, sebetulnya blalo itu apa sih? Hasil kepo-kepo ke KBBI Kemdikbud, aku menemukan kalau blalo adalah sebutan untuk kembang bawang merah. Jadi, blalo tuh istilah baku ya, ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia versi digital Kemdikbud. Di beberapa daerah ada yang menyebutnya sebagai bunga prei. Wujudnya seperti yang aku spill di foto headline di atas.
Kalau patokannya adalah bawang prei, physically bentuk dan ukurannya hampir sama. Bedanya, blalo punya ujung berupa kuncup bunga berwarna putih, batangnya lebih keras dan berongga. Rasanya lebih manis dengan tekstur yang crunchy dibandingkan bawang prei.
Usut punya usut, rupanya bunga bawang ini punya khasiat dan manfaat yang baik sekali jika dikonsumsi.
Kandungan antioksidan berupa zat flavonoid (lutein dan zeaxanthin) bunga bawang berkhasiat melindungi tubuh dari kanker paru-paru dan mulut. Sementara allium dan seratnya bisa mencegah kanker perut dan kanker usus.
Dalam Journal of The National Cancer Institute disebutkan bahwa konsumsi allium dalam bunga bawang bisa melindungi pria dari kanker prostat. Wah, berarti udah pas banget nih masakin tumis blalo buat suami.
Resep Tumis Sayur Blalo
Sebetulnya, blalo juga bisa dimasak sayur lodeh. Dipadukan dengan tempe dan tahu putih goreng, blalo menjelma jadi sup sedap dalam kuah santan yang gurih. Cara masaknya juga sama seperti sayur lodeh pada umumnya.
Tapi, berhubung aku lagi diet santan dan gorengan (pokoknya makanan yang digoreng deep-fry), jadi aku prefer mengolah blalo menjadi tumisan. Rasanya tetep lezat kok. Dan, nggak perlu pakai banyak minyak.
Supaya lebih sedap, blalo ini aku kombinasikan dengan jagung manis dan sedikit ikan asin klothok. Ikan asin klothok (ada yang menyebutnya ikan layang atau ikan peda) memang sering dijodohkan dengan tumis-tumisan seperti blalo dan terong lalap (yang bulat itu lo), sebagai penambah aroma dan rasa. Supaya tidak merusak rasa asli blalo, cukup gunakan seperlunya aja.
Nah, kalau kamu tidak suka ikan asin, kamu bisa ganti dengan udang. Aku sudah pernah coba pakai udang. Rasanya tetap nikmat. Pokoknya kalau aku masak tumis blalo, apapun kombinasinya, pasti nasi di rumah cepet habisnya. Emang bener-bener maling nasi sih tumisan satu ini!
Bahan-bahan
- 3 ikat blalo
- 2 buah jagung manis pipil
- 3 ekor ikan asin klothok, bisa diganti udang kalau tidak suka ikan asin, secukupnya aja sekitar 100-150 gram
Bumbu-bumbu
- 6 buah bawang merah
- 5 buah bawang putih
- 1 buah bawang bombay
- 3 buah tomat
- 5 buah cabe hijau besar (opsional)
- 3 buah cabe rawit (kalau suka pedas bisa ditambah)
- 1 ruas lengkuas, memarkan
- Sedikit terasi
- Seasoning (garam, penyedap rasa, saus tiram, kecap manis)
Cara Memasak
- Potong-potong blalo seukuran 2-3 cm. WARNING!! Memotong blalo ini immediate effect-nya sama seperti memotong daun bawang prei yeorobun, bikin mata nangis, agak pedes dikit.
- Cuci bersih semua bahan dan bumbu mentah.
- Goreng ikan asin sampai kering. Kalau mau dipotong-potong lebih kecil juga boleh, jadikan 2-3 bagian. Kalau pakai udang tidak perlu digoreng dulu ya, nanti bisa langsung dimasak bareng blalonya.
- Iris-iris semua bumbu, nggak perlu dihaluskan pakai blender atau ulekan, karena kita cuma mau tumis simpel aja.
- Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum.
- Masukkan irisan bawang bombay, tumis sampai layu.
- Tambahkan irisan cabe rawit, tomat, cabe hijau dan lengkuas. Tumis sampai tomat umami dan kira-kira cabe hijau sudah tidak langu.
- Masukkan blalo, jagung manis pipil, ikan asin (atau udang).
- Tambahkan sedikit air. Jangan terlalu banyak karena nanti jadinya berkuah. Air secukupnya aja, cuma buat meratakan bumbu kok.
- Campur dan masak sampai matang. Tandanya ketika blalo berubah jadi layu dan tidak keras. Jangan terlalu lama supaya blalo tidak lembek dan tetap crunchy.
- Terakhir, tambahkan garam, sedikit terasi, penyedap rasa, saus tiram dan kecap manis.
- Koreksi rasa dan TARAAA!!! Siap disajikan bersama nasi hangat.
Gimana yeorobun, gampang ‘kan masaknya? Menu ini mungkin kelihatan ndeso ya, tapi enak kok suerr! Mulai sekarang, kalau ketemu blalo di pasar atau tukang sayur, jangan buru-buru di-skip ya. Coba deh masak tumis blalo yang simpel tapi menggugah selera ini, pasti bisa bikin makan lahap dan menghabiskan nasi hangat. Yuk, recook!
Next, mau masak apa lagi ya…
Referensi
- Perbedaan Daun Bawang, Bawang Peri, Lokio dan Kucai - https://www.idntimes.com/food/dining-guide/fasrinisyah-suryaningtyas-1/perbedaan-daun-bawang-bawang-prei-lokio-dan-kucai?page=all
- Bunga Bawang Merah dan Manfaatnya Mencegah Berbagai Macam Kanker - https://www.fimela.com/health/read/3777190/bunga-bawang-merah-dan-manfaatnya-mencegah-berbagai-macam-kanker

Ternyata satu keluarga ya, saya biasanya dimasak dengan tahu saja, belum pernah coba dengan ikan asin. Sensasinya emang rasa yang seperti bawang ya
ReplyDeleteWah, baca artikel ini jadi auto lapar! 🤤 Tumis blalo ternyata nggak cuma enak, tapi juga penuh manfaat ya. Jujur, aku baru tahu kalau bunga bawang bisa dimasak begini. Apalagi dipadu ikan asin atau udang, udah kebayang gurihnya!
ReplyDeleteSetuju banget sama bagian “maling nasi,” soalnya tumisan kayak gini emang selalu bikin makan nambah. 😂 Next, mungkin bisa share resep sayur lodeh blalo juga? Pasti nggak kalah mantul!
Aku baru tahu kalau daun bawang ini namanya blalo lho, wkwkwk. Kalau aku suka ditumis gitu aja mbak, belum pernah coba dicampur jagung atau udang atau ikan asin. Sepertinya harus dicoba nih
ReplyDeleteWah aku baru tahu sayur blalo ini! Aku nggak suka ikan asin, suka banget udang. Berarti ganti udang aja ya, wah auto nambah aku sih ini. Belum pernah makan, tapi udah bayangin aja enaknya gimana, wkwkwk.
ReplyDeleteBelalo atau Blalo kalau di Malang enak nyarinya, mufah. Kalau di sini, di Jember lumayan mahal. Sempat pesan di melijo, pas giliran dapat ada yang pengen.
ReplyDeleteSering lihat di tukang sayur, tapi belum pernah coba memasaknya. Karena sejak kecil ibu juga tidak pernah masak kembang bawang ini. Tapi setelah baca tulisan ini kok aku jadi penasaran ya. Coba aah .. aku recook resepnya ya, Mbak.
ReplyDeleteYa allah jadi inget akhir tahun lalu niat hati mau bikin gril2an gitu. Belilah slada sawi dan daun bawang. Yg sampai sekrg aku menyebut bawang prei ya daun bawang hahahaa. Nah kemnali ke cerita tahun lalu. Aku belilah di supermarket daun bawang bener2 aku lohatnua daun bawang. Tanpa aku cek lagi labelnya. Karena mirip pill ternyata smapai hari h aku cek..itu kucai ueyyyy
ReplyDeleteBaru tau ada namanya kembang bawang merah atau blalo. Selama ini cuman tau daun bawang yang biasa ada di kuah bakwan kawi. Hmmmm, jadi pingin recook di rumah deh!
ReplyDeleteSaya baru tau jenis bawang ini mbak, belum ngerasain sama rasanya. Dan ternyata khasiatnya juga ga main main ya. Kalau di Batam ada, jadi mau cobain resep masakannya
ReplyDeleteOh, kalau di daerah Jawa ini disebutnya blalo, ya. Kalau di daerahku disebut bawang saja. Jadinya, nggak ada pembeda sama jenis daun bawang yang lain. Aku paling suka tumis jenis bawang ini dicampur tahu sama kecap. Kebetulan banget tadi aku buka sama menu ini. Nikmat.
ReplyDeleteWaaah baru tahu bunga bawang bisa dimasak dan dikonsumsi. Kemana saja ya saya selama ini. Terima kasih loh saya jadi tahu dan bisa eksekusidi lain waktu
ReplyDeletesering liat tanaman ini waktu di bogor dulu, tapi gak pernah masak dan gak pernah makan. di riau gak pernah nemu.
ReplyDelete